Tragedi Pagar Laut Desa Kohod

Tangerang,07 Februari 2025.
Arsin, kepala desa Kohod, Kabupaten Tangerang, memang wujud kebejatan dan hedonisme pejabat publik kita. Ia berani menjual aset dan kedaulatan negara karena memang ada restu elit paling atas. Ia korbankan ruang hidup masyarakat kecil karena memang ia hanya perpanjangan korporasi parasit yang membajak Negara. Ia sejatinya bukan pemimpin, tapi manusia kuli dan mental upahan. Opas kalau di jaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Memang dia mengoleksi mobil-mobil mewah, namun mentalitasnya adalah budak.
Di sisi lain, Kholid Miqdar, nelayan Pontang Kabupatan Serang, adalah representasi kejujuran dan kejernihan mereka yang tidak tergiur materialisme yang mengorbankan maslahat banyak orang. Namun seperti biasa, para buzzer dan orang-orang suruhan oligarki, rajin pula menyebar opini bahwa PIK2 membuka lapangan pekerjaan, meski aslinya PIK2 adalah upaya monopoli non pribumi atas pribumi.
Mereka merebut tanah untuk mereka eksclusifkan demi hanya semakin memperkaya lingkaran kecil mereka. Dan ujung-ujungnya mereka pula yang nantinya akan mengendalikan kepentingan lebih besar Negara ini, sementara kita menjadi tidak berdaya untuk memutuskan dan menentukan sendiri kebijakan politik. Dan di sinilah kesalahan kepemimpinan mantan presiden Jokowi yang berusaha dibenahi Presiden Prabowo Subianto.(red_jeg.btr/sultan)